Merasa Terancam, Hendrikus Tolak Beri Keterangan Secara Gamblang
Jakarta - Terdakwa pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Hendrikus Kiawalen alias Hendrik enggan memberikan keterangan secara gamblang di muka persidangan. Tidak adanya jaminan keselamatan bagi dirinya dan keluarga menjadi alasan Hendrik tidak mengungkap fakta yang ada.
"Demi keselamatan keluarga, adik-adik saya. Saya tidak mau jelaskan secara lugas menyangkut di lapangan. Siapa yang jamin keselamatan saya dan keluarga?" kata Hendrik saat diperiksa sebagai terdakwa dalam persidangan di PN Tanggerang, Jl TMP Taruna, Senin (16/11/2009).
Hendrik mengaku, pada saat pertama kali ditangkap, dia pernah dibawa ke suatu tempat dalam keadaan mata tertutup dan tangan diborgol. Di sana Hendrik mengaku mengalami penyiksaan dan diminta mengakui perbuatan yang tidak diketahui.
Namun Hendrik mengaku tidak tahu siapa orang yang menyiksanya. Namun dia yakin kalau penyiksaan ini tidak dilakukan oleh institusi yang menangkapnya, tetapi oleh oknum yang memiliki kepentingan dalam kasus ini.
"Aku tidak tahu mau cari keadilan yang mana, hukum mana yang harus dicari," katanya.
Hendrik juga sempat meminta kepada majelis hakim untuk menjamin keselamtannya. Karena tidak ada jaminan baginya meskipun sudah duduk di kursi pesakitan.
"Rangkaian kejadian masih berlaku hukum rimba. Sekalipun saya duduk di pengadilan tapi keamanan saya tidak dijamin. Saya mohon majelis jaga keselamatan saya dan keluarga," jelasnya.
Mendengar pengakuan tersebut, salah seorang hakim hakim secara tegas meminta Hendrik dapat menceritakan yang sebenar-benarnya dalam kasus pembunuhan Nasrudin.
"Jangan takut silahkan ceritakan yang sebenar-benarnya apa yang saudara tahu," pinta hakim.
"Kita kerja seperti ini (menjadi hakim) siapa yang menjamin tidak ada yang menjamin kita dibunuh nanti malam tidak ada yang jamin," tegas hakim.
Mendengar permintaan hakim lagi-lagi Hendrik tidak bergeming dia hanya menegaskan kalau dia mencabut BAP nya. "Pada prinsipnya saya sudah cabut, tidak pernah saya beri perintah untuk menembak almarhum," tandasnya.
Kamis, 10 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar